Lansia Berdaya di Era Digital: Menangkal Hoaks dan Penipuan dengan Literasi Teknologi
Tular Nalar 3.0: Lansia Bengkulu Siap Hadapi Tantangan Dunia Digital
Jaringan Penggiat Literasi Digital (Japelidi) bekerja sama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Bengkulu menggelar program Tular Nalar 3.0 Akademi Digital Lansia di Balai Raya Semarak pada Kamis (5/2024).
Kegiatan yang diikuti oleh 100 lansia ini bertujuan untuk membekali para lansia dengan pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi digital secara bijak. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi para peserta untuk lebih cerdas dalam menghadapi tantangan dunia digital masa kini.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seseorang dikategorikan sebagai lansia jika telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Pada usia ini, mayoritas lansia mengalami kesulitan dalam penggunaan teknologi.
Hal ini dialami oleh salah satu peserta, Tri Murti Hamid, lansia berusia 75 tahun yang mengaku awalnya mengalami kesulitan menggunakan telepon pintar untuk berkomunikasi.
“Alhamdulillah, dari pelatihan ini saya jadi lebih tahu dan bijaksana dalam memilah mana yang perlu dibagikan dan mana yang tidak,” kata Tri.
Sementara itu, Ketua Japelidi Bengkulu, Lisa Adhrianti, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan Lansia Berbudi (Bersama Bugar Digital), guna memastikan lansia tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi serta terlindungi dari berbagai bentuk kejahatan dan konten negatif di dunia maya.
“Pada era digital ini, tantangan yang dihadapi masyarakat, khususnya para lansia, semakin kompleks. Melalui Akademi Digital Lansia ini, kami berharap dapat menjangkau para lansia dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang cara kerja internet, sekaligus melindungi mereka dari penipuan daring serta informasi yang salah,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga mendukung program Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam percepatan digitalisasi. Diharapkan para lansia dapat menghadapi tantangan di dunia digital, terutama dalam menyikapi berbagai isu, khususnya di tengah situasi politik yang berkembang saat ini.
Kegiatan ini mendapatkan tanggapan positif dari Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah. Menurutnya, literasi digital tidak hanya dibutuhkan oleh generasi muda, tetapi juga oleh para orang tua agar lebih cerdas dalam menggunakan media digital.
Teknologi digital seperti telepon genggam, internet, dan media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun, penggunaan teknologi ini juga membutuhkan kehati-hatian agar tidak terjebak dalam penipuan digital dan berita hoaks.
“Cita-cita saya adalah menjadi lansia yang sehat dan bermanfaat. Manfaatkan masa tua ini dengan berbagai kegiatan positif, hindari hal-hal yang memicu konflik serta menguras energi,” ujar Gubernur.
Literasi digital menjadi sangat penting, bukan hanya dalam hal perangkat teknologi, tetapi juga kemampuan dalam memahami dan menyikapi informasi dengan bijak. Karena mayoritas lansia tidak tumbuh di era digital, mereka perlu mendapatkan dukungan.
“Jika tidak bijak dalam menggunakan media sosial, dunia maya bisa terlihat seperti dunia nyata. Informasi yang belum tentu benar sering kali disebarkan tanpa disaring, padahal itu adalah hoaks,” imbuh Rohidin.
Dalam kegiatan Akademi Digital ini, para peserta dibekali pengetahuan yang memadai mengenai cara memverifikasi kebenaran informasi sebelum membagikannya.
Selain itu, peserta juga diingatkan akan pentingnya kewaspadaan terhadap berbagai bentuk penipuan digital, seperti melalui panggilan telepon, pesan singkat, hingga transaksi belanja online.
[Rangga, Etri, Tito, Fikriyah]