Sesuai yang dijadwalkan pemerintah, mulai semester I-2024, pembangunan Fase I Klaster I Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Provinsi Jawa Tengah (Jateng), mulai menampakkan hasil.
Setidaknya ada dua momentum di KIT Batang yang menandai menggeliatnya pusat industri di bagian barat Jateng tersebut. Kawasan itu diproyeksikan sebagai motor pertumbuhan ekonomi Jateng maupun investasi secara nasional serta menciptakan daya saing ekonomi di region Asia Tenggara.
Kedua momentum itu terjadi ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan proyek Fase I Klaster I KIT Batang pada Jumat (26/7/2024). Momentum pertama, yang menandai beroperasinya investor yang ada di kawasan industri itu, Presiden melepas ekspor perdana 16 ribu pasang sepatu merek Hoka ke Amerika Serikat dari KIT Batang. Sepatu-sepatu tersebut diproduksi oleh PT Yih Quan Footwear Indonesia, sebuah perusahaan alas kaki terkemuka asal Taiwan yang baru saja memulai investasi pertamanya di Indonesia.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa opersional pabrik Yih Quan Footwear Indonesia di KIT Batang merupakan langkah penting bagi Lai Yih Group setelah 20 tahun berinvestasi di Vietnam. Saat ini, investasi Lai Yih Group di Batang mencapai triliunan rupiah dan menjadikannya sebagai investasi padat karya pertama di kawasan industri tersebut.
“Investasi Lai Yih Group di KIT Batang ini senilai Rp1,7 triliun merupakan investasi padat karya pertama di KIT Batang yang mampu nantinya akan menyerap kurang lebih 13 ribu pekerja/karyawan, termasuk tenaga kerja konstruksi,” ucap Presiden.
Momentum kedua adalah peresmian pengaliran gas bumi pertama kali ke KIT Batang yang dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Pembukaan valve untuk mengalirkan gas bumi untuk produsen kaca PT KCC Glass asal Korea Selatan di Batang, Jawa Tengah, dilakukan Jumat (26/7/2024).
Adapun gas yang mengalir tersebut bersumber dari Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Wilayah Kerja Blora dan Long Term Plan Wilayah Kerja Cepu (Lapangan Cendana-Alas Tua) dan Wilayah Kerja Tuban (Lapangan Sumber-2) yang melalui Proyek Strategis Nasional (PSN) Pipa Gas Cirebon-Semarang (CISEM) Tahap 1 Ruas Semarang-Batang.
Seperti dilansir dari laman resmi Kementerian ESDM, disebutkan bahwa dengan memanfaatkan infrastruktur pipa gas Cisem, benefit yang akan didapatkan industri adalah harga gas akan lebih terjangkau dengan toll fee pengangkutan gas yang lebih rendah. Selain itu akan memenuhi kebutuhan gas dalam negeri untuk industri, pembangkit listrik, komersil, dan rumah tangga.
Instalasi pipa gas Cisem ini merupakan salah satu dari sarana infrastruktur utama dari KIT Batang, selain jaringan listrik, suplai air baku, pelabuhan dry port, pengelolaan limbah, hingga rumah susun pekerja.
KIT Batang yang berada di Kabupaten Batang in i memiliki luas sekitar 4.300 hektare (ha). Berbagai fasilitas juga telah ditawarkan untuk para calon investor, termasuk jaringan gas pipa transmisi yang telah dibangun sejak 2023 dan sudah mulai beroperasi pada tahun ini.
Pembangunan KIT Batang sendiri difokuMIan pada pembangunan klaster 1 seluas 3.100 ha yang dibagi menjadi tiga fase. Pembangunan fase 1 seluas 450 ha telah selesai untuk infrastruktur dasar di dalam kawasan.
Dengan perkiraan total investasi mencapai Rp165 triliun, seluruh area pada fase 1 ini telah terisi tenant baik investor asing dan domestik, di antaranya dari Korea Selatan, Taiwan, Belanda, dan Inggris. Fokus pengembangan industri pada fase 1 ini, di antaranya, kimia, otomotif, tekstil, logistik, teknologi informasi dan komunikasi, serta teknologi canggih.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebutkan, saat ini realisasi nilai investasi dari 18 perusahaan di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah, mencapai Rp13,34 triliun. Seluruh perusahaan tersebut telah menyerap sedikitnya 19 ribu pekerja.
Menurut Menteri Bahlil, pihaknya menargetkan dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, Kawasan Industri Terpadu Batang ini mampu menyerap 250 ribu tenaga kerja. Selain pabrik alas kaki, pada September 2024, perusahaan asal Korea Selatan, yakni LG siap membangun pabrik katoda di KIT Batang sebagai ekosistem baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).
Kehadiran pabrik katoda merupakan bagian dari integrasi pembangunan hulu dan hilir ekosistem baterai EV. “Di mana, akan ada prekursor smelter untuk pengembangan sel baterai di Maluku Utara. Kemudian, ada pabrik baterai sel juga di Karawang, Jawa Barat,” kata Menteri Investasi.
Pemerintah membangun Kawasan Industri Batang dan kawasan ekonomi khusus di daerah lainnya karena pada 2019 tensi geopolitik dunia memanas akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
Pada saat itu, Presiden Jokowi memandang ada kesempatan besar dari kondisi banyaknya perusahaan yang berbondong-bondong untuk merelokasi industri dan pabriknya ke negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, inflasi rendah, serta memiliki stabilitas dan politik yang bagus. (indonesia.go.id)